Kriteria dalam sebuah cinta takkan ada yang tahu pasti. Kita bertemu dengan seseorang tiap harinya, mungkin salah satu dari itu adalah cintamu. Untuk kesekian kalinya cinta membuat sebuah kesakitan Tapi setiap orang membutuhkan sebuah cinta, bukan?
Kesedihan dan kebahagiaan adalah dua hal yang berlawanan namun selalu berjalan beriringan. kebahagiaan akan datang saat kita memaknai sebuah kesedihan. Dan kesedihan datang saat kita mulai terbiasa dengan kebahagian.
Hidup ini bagaimana jalannya takkan ada orang yang tahu. Kejutan-kejutan kecil yang sering kita dapatkan harusnya kita syukuri, karena itulah hal yang membuat kita hidup sehidupnya.
Hari yang sangat melelahkan. Pagi dimana aku harus bangun pagi karena harus bergulat dengan penyakit bulanan wanita. Biasa aja! Sedikit melilit meski harus pegang perut setiap melakukan aktivitas padahal tak begitu berat. Hampir tiap bulan aku rasakan, biasa saja.
Aku mengawali hari dengan niat baik, mengerjakan tugas yang lama aku tumpuk menjadi satu. Saat menyadari itu, aku hanya bisa terperangah dan berkata, "wow". Sedikit demi sedikit tugas itu, setelah dijadikan satu sangat berat, menjadi beban yang melelahkan meski hanya memandangnya saja.
Aku menatap layar netbook dengan penuh niat baik, mengerjakan tugas. Aku membuka file daftar tugas yang harus diselesaikan, dosen mengatakan kalau tugasnya dikerjakan secara santai saja, yang terpenting saat mengumpulkannya tidak lebih dari semester ini, selama dia masih hidup. Dosen untuk mata kuliah ini memang sangat unique, tugas dapat dikumpulkan kapan saja, dia jarang (=hampir tidak pernah) masuk kelas untuk menjawab pertanyaan mahasiswanya yang sangat ingin mendapatkan kejelasan tentang tugas. Niat mengerjakannya memang ada, tapi yang kulakukan hanyalah memandang tanpa mempunyai hasrat mengerjakan apa pun. Tidak memiliki ide atau inspirasi untuk menuliskan kata-kata yang berkaitan dengan mata kuliah itu.
Frustasi. aku tak mendapatkan ide sama sekali dan niat pun hilang begitu saja. Aku membuka file video dan mendaratkan ke file anime yang belum aku selesaikan. Aku membuka software untuk membuka video dan menonton anime itu hingga episode terakhir yang aku miliki. Tersadar karena sudah tamat, aku melihat jam yang menunjukkan jam setengah sebelas, waktunya mandi untuk persiapan ke kampus.
Selesai mandi dan aku sudah siap berangkat. Sampai di kampus aku menemukan diriku adalah mahasiswi pertama yang datang di kelas, menyadari itu aku menunggu teman di depan gedung kuliahku. Masuk kelas, mengikuti perkuliahan seperti biasa, dosen pergi, kelas selesai. Dosen untuk mata kuliah kedua tidak masuk, jadi kami berempat memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat di kantin hujan rintik datang, cuaca yang tidak cocok untuk berbincang di kantin. Akhirnya kami memutuskan pergi ke pujasera.
Hujan deras membuat kami tertahan di Fakultas Teknik, merasa asing jika di menunggu hujan di sana, kamu beranjak dan melanjutkan perjalanan ke pujasera. di pujasera hujan deras menyertai kami, hanya tersisa kursi yang basah separuh yang terpaksa kami tempati. Butuh waktu beberapa lama untuk mendapatkan kursi yang cocok dan kering, hampir setengah jam.
Dalam derasnya hujan kami berlima mulai bercuap-cuap, layaknya wanita. Sebuah filosofi yang pernah aku dengar "jika wanita berkumpul minimal dua orang, mereka akan mulai menggosip" dan itu tak terelakkan. Topik yang membuatku tertarik adalah topik pencarian cinta, sebuah kriteria pada seorang cowok yang pasti duharapkan seorang cewek, mapan. Definisi kami tentang mapan bukanlah cowok yang berwibawa, wi.. bawa mobil, wi.. bawa uang dan lain-lain. Tapi seorang cowok dimana kami bisa menggantungkan diri di saat kami tepuruk dan sebagai tempat membagi sebuah cerita yang membuat kami tertawa.
Mereka menanyakan kriteria cowokku, dalam benakku sendiri aku menanyakan itu. Aku tak memiliki kriteria khusus tentang hal itu, "Let it flow". Menurutku cinta bisa datang pada siapa pun orang itu, selama aku nyaman dengan itu, aku akan pertahankan cinta itu. Kriteria utama hanya seorang muslim dan mapan.
Hari sudah malam saat kami tersadar dari asyiknya obrolan. Kami pulang masih dalam keadaan hujan dan kendaraan umum yang sulit untuk dicari. Sedikit perjuangan keras untuk kembali pulang.
Harapanku saat pulang adalah mandi air hangat, lalu tidur nyenyak. Tapi yang terjadi di rumah, sesuatu yang menakjubkan dan membuatku harus membuka mulut beberapa saat, rumahku banjir. Dengan kelelahan aku mengepel lanti rumahku asal-asalan, asal tak becek meski tetap basah, kasur yang basah "Apa yang harus aku lakukan?".
Sungguh hari yang melelahkan!
Menunggu hal menarik selanjutnya ~~~~
Love Ruu~~
Comments
Post a Comment