Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Jalanmu

Kau berjalan pincang sendirian di jalan itu. Jalan yang kau sebut mimpi. Berliku dan penuh dengan belokan tajam. Tak jarang kabut menutupi jalanmu, membuat langkahmu semakin pincang. Satu kaki tambahanmu tak membantu sedikit pun. Kau terus berjalan, lalu kau lihat jalan berbatu di depanmu. Pijakanmu tak berhenti sedikit pun. Berjalan seakan bebatuan tajam tak terasa sakit di telapak kakimu. Berani bertaruh, beberapa batu menggores kapalan-kapalan di kakimu yang sudah mati rasa. Sesekali kau harus meripit ke pinggir jalan karen ada yang ingin mendahului. Semak belukar yang tajam dan tertimpa dinginnya embun pagi adalah alarm untuk terus melaju. Jaket tebal yang terpasang rapi seperti tak ada gunanya. Ah, tapi ini adalah pemberian orang yang tercinta, setidaknya jaket itu menghangatkan pikiran. Berjalan lagi menyusuri jalan setapak yang semakin kecil. "Sudah sampai," katamu dalam hati. Jalan setapak selebar satu meter dan bersanding dengan jurang lebih dari 100meter hanya mengh

Tanpa Perlu Makna

Kamu adalah kisah seorang menari di tengah kerumunan. Mencurahkan semua hasrat dalam dunia tanpa orang melihat. Dunia yang hanya diisi diri sendiri. Dunia tanpa perlu takut. Dunia tanpa perlu memaknai kata sendiri.. Kamu adalah jalan sekuntum bunga di tengah keramaian. Memandangi lalu lalang kaki yang siap menginjak kapan pun. Jalan yang kau pilih sendiri. Jalan tanpa mengeluh. Jalan sepi yang tak memaknai kebisingan. Kamu adalah langit malam bersama bulan dan penuh bintang. Merasakan kegelapan yang selalu terasa mencekam dingin. Langit malam dengan kata sunyi. Langit malam dan kegelapan. Langit malam yang tanpa memahami kata terang. Source Image : aliljoy.com Ayo menulis~~