Skip to main content

Prolog

Di mulai dari hari ini, bersyukur akan dapatnya sebuah keajaiban melihat dunia ini. Merasakan kepahitan dan rasa manis yang selalu datang dan pergi. Membuat berpikir bagaimana untuk tidak menyesali hidup yang berharga. Membuat kenangan dalam setiap detik. Kenangan-kenangan itu mungkin hal yang tak diharapkan, tapi itu haruslah yang dijalankan. Kapan itu datang takkan ada tahu untuk, kapan itu pergi takkan ada yang mengerti. Semua rahasia kecil itu merupakan kenangan hidup yang harus dijalankan. Hidup dengan segala hal yang dicoba untuk diterima. Hidup dengan segala hal yang tak disesali.

Kenangan itu, berupa hal-hal yang mungkin tak diharapkan. Sebuah masalah yang tak bisa kita mengerti meski mencoba kita cari jawabannya. Kata yang mengungkapkan itu tak ada satu pun yang cocok. Terus terasa dalam setiap dinginnya air mata, dalam kehangatan senyuman. Semua silih berganti seprti klise-klise film yang terkadang bisa rusak. Kenangan yang mungkin hilang atau sengaja kurusak. Malu akan sebuah kenangan yang ingin kututupi itu. Namun senyuman tuluslah yang ingin kunanti, menyapaku dalam kehangatan setiap tatapan matanya.

Comments

Popular posts from this blog

New Cover | Estuary (The Star Lily Lake)

↑ Full Version ↑ ↑ Front Cover Only ↑ More info: © photo to the artist Edited by M.P Use PhotoScape

Hal yang kusukai

Aku sangat menyukai langit cerah di malam hari Setelah hujan seharian. Hal itu mengingatku pada diriku saat kecil Yang masih sangat polos. Sekalipun hanya kata sederhana yang bisa kulontarkan "Indah" Tanpa perlu memikirkan masa depan Apa yang akan terjadi esok Apa kata orang Apa aku berhak hidup Hari ketika aku menangis seharian Dan langit malam itu sanggup membuatku tersenyum Namun itu juga mengingatkanku pada malam Saat aku bertanya pada diriku "Apakah ada dunia tanpa diriku?" "Akankah itu lebuh baik?" Aku merindukanmu bukan karena aku mencintaimu Aku merindukanmu karena kau mengingatkan diriku Yang dengan sederhananya melambaikan tangan padamu Untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa terbaikku Ditulis tanggal 05 April 2019

Bangku Taman, 1 Juli

Jalan sepi yang lenggang itu, dengan paving abu-abu yang mulai berlubang. Jalan ini selalu tampak sepi, jarang ada orang yang melewatinya apalagi ketika hujan bahkan petugas kebersihan pun jarang membersihkan jalan ini. Tidak heran, jalan ini sepi karena terletak di bagian paling pojok sebuah taman. Daun-daun yang berserakan yang hampir tiga hari tidak dibersihkan. Meski jarang dilewati bagian taman ini sangat indah, terdapat pohon maple besar  di setiap sisi-sisi jalan, hamparan rumput hijau yang bersanding dengan berbagai macam bunga, seperti mawar, aster, gerbera, iris, dan lily. Ada juga sebuah sisi dengan deretan bunga matahari. Saat musim semi tiba, hijau dedaunan akan nampak sangat indah, daun yang bertebangan karena musim semi seperti hujan hijau yang tampak indah. Ketika malam tiba, dari taman bagian ini juga bisa melihat berbagai rasi bintang. Taman ini hanya diterangi beberapa lampu taman, sehingga cahaya bintang akan terlihat berkelip indah. Di bawah sebuah pohon mapl