Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2013

Rasi Mimpi

Hmm, ya disinilah aku sekarang, Terkulai lemas di atas kasurku. Warna biru selimutku memenuhi kasur itu. Aku baru saja bergadang untuk menyelesaikan tugas. Hampir semalaman aku tidak tidur, dan paginya aku harus mengkonsultasikan tugasku. Yah, beginilah aku , mahasiswi semseter akhir yang sedang skripsi. Dulu, senior pernah mengatakan padaku untuk bersiaplah dalam menghadapi skripsi. Apa semenakutkan itu? Benar saja, aku mendapati diriku sangat ingin menghindari skripsi. Melihat temanku yang sudang seminar proposal sedangkan aku masih awal berkonsultasi proposol, itu untuk pertama kalinya. Ini seperti rantai yang mengikatku dengan sangat kuat. Aku tak tahu apa aku bisa  bebas dari cengkraman yang tak bisa kuhindari ini. Aku masih terdiam tanpa bisa melakukakan apa pun. Tak ingin menyadari apa pun, tapi aku tahu jalan itu harus kutempuh. Saat cita-cita ini sudah dihadapanku, hatiku mulai goyah. Apakah benar ini keinginanku? Tapi mengapa begitu sulit untuk menggapai rasi kesuksesan. Aku

Berhadapan dengan Mimpi

Bercerita sedikit tentang mimpiku saat SMA, Hmm,, Saat itu aku di jurusan IPA, cita-cita sejak SD adalah menjadi seorang guru. Aku tidak begitu mengerti tentang guru, aku hanya ingin menngunakan ilmu yang kudapatkan semasa sekolah. Saat aku kelas X SMA, aku lebih mengenal Bahasa Jepang, aku termasuk pembaca komik yang setia. Meski aku tidak bisa membeli komik jepang, aku biasa menyewa dari penyewaan komik. Ketika SMA ada pelajaran Bahasa Jepang, dalam pelajaran ini aku sangat bersemangat. Selalu memperhatikan pelajaran dan sering mengulang pelajaran di rumah, padahal untuk pelajaran lain, tidak. Bukan karena terpaksa melakukannya, tapi karena aku menyukainya. Aku serius dengan pelajaran bahasa jepang ini, aku ikut ekstrakulikuler juga. Hehe, menyenangkan!! :) Ketika ujian semester, aku mendapat nilai 98, hanya salah satu jawaban di nomer soal yang membuatku sedikit galau. Aku bertekad semakin serius di kelas berikutnya. Kelas XI, aku masuk jurusan IPA, disana aku mengenal teman yang se

Silent Confused

Aku hanya ingin menangisi diriku. Menangis karena diriku sendiri. Terpaku duduk tak bergerak. Hanya termenung tak berdaya. Begitu banyak hal di depanku, menanti Terbentang begitu luas, penuh cabang Pilihanku penentu setiap ujung jalan Tak tahu apa yang menanti di sana Akankah aku tersenyum? Akankah aku tertawa? Akankah aku menangis? Akankah aku bersedih? Aku tak mengerti dan tak tahu Bagaimana jalannya hidup permainkan pikirku Terkadang menangis karena bahagia Terkadang tersenyum karena luka Mengenal banyaknya kesakitan Setiap jenis yang mengatur kelekahan Hanya terdiam terpaku melihat Benarkah yang kulakukan? Seperti melakukan kesalahan Aku semakin terpuruk ke dalam Semakin diam tak terlihat Diriku yang sekarang Sangatlah menyedihkan Apa itu hidup itu? Kenapa begitu membingungkan? Bagaimana semua terjadi begitu saja? Hingga saat ini Aku masih terdiam memandang Tumpukan cabang yang aku pilih Dan bingung membuat semakin terdiam Tapi Aku tak menyesali hidup Meski terkadang merasa tak ber

Hidup Sang Benih

Apa takdir sebuah benih? Aku masih sebuah benih kecil yang tertutup oleh bunga yang indah. Sebuah bunga yang melindungiku hingga aku cukup kuat untuk terbang berkelana. Hidupku dimulai dari sebuah benih kosong tanpa bekal apa pun. Dan bunga ini dengan setia memberiku makanan dan kenyamanan. Demi hidupnya, dia berada di tempat yang selalu terkena cahaya matahari, cukup air untuk meberi sebuah kehidupan. Meski tempat itu berada sangat terlihat dan berbahaya. Di sebuah jalanan yang dipenuhi orang yang berjalan. Bunga ini sendirian, berjuang demi kehidupan berikutnya. Tapi dari sana, terlihat sebuah taman yang indah dan tertata rapi, terlindungi dari bahaya bahkan dijaga sepenuh hati oleh penjaga taman. Bunga ini tak begitu indah, dia hanya sebuah jenis rumput dengan bunga berwarna ungu, rumput seperti ini biasanya hidup bersama dengan lainnya, tapi berbeda, dia sendirian. Aku yang hanya bisa melihat keadaan luar dari dalam dengan lindungan selaput tipis pelindungku. Setiap ujian  pun berl