Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2016

Kata 'tanpa' Waktu

Tuhan beri aku kata agar dia paham Tuhan beri aku waktu agar dia tahu Tapi dia tak mau mendengar Tapi dia selalu menghindar Tak mengerti ucapannya hanya bisa rasakan Tak tau ini benar atau salah hanya bisa menerima Hanya bisa diam Hanya bisa memandang agar dia tahu Aku menyukai tangan lembut itu yang selalu membekas dipipiku Tapi Aku benci barang yang dia bawa tak pantas di tangan itu dan berbekas terlalu lama padaku "Hei kenapa kau hanya berdiri disana?" "Ah, wajahmu basah." "Hei, apa begitu menyakitkan melihatku?" Rautnya berubah menakutkan Disini aku hanya menangis Karna dia juga merasakan sakit Sakitku tak seberapa Karena akan menghilang Aku tak tahu sebesar apa sakitnya Tapi, Jika ini yang bisa kulakukan tuk hilangkan sakitnya Aku siap menerima Maaf, hanya sebentar aku bisa membantu Maaf, jika hanya bisa menambah rasa sakit Hari ini Tak lagi aku bisa merasakan sakit Tapi tangisnya begitu berbeda Aku sangat bahagia, Tuhan karena akhirnya aku bisa melih

ESTUARY (The Star Lily Lake) // BAB II Smith

Jalan setapak yang kami lewati sangat gelap, apalagi ditutupi dengan ilalang yang tinggi. Cahaya dari senter kecil yang dibawa hanya menerangi jalan setapak di depan, dengan mata masih mengantuk, aku hanya bisa melihat jalan buram di depanku. Tangan Emily masih menarikku, untuk mengikuti kecepatan jalannya, kadang-kadang aku tersandung kerikil, aku bersyukur aku tidak jatuh terjerembab. Jalan itu hanya tanah yang sedikit becek karena udara dingin malam hari, tanpa terjatuh pun, udara dingin sudah melewati tulangku, padahal Emily sudah memakaikanku jaket tertebal yang kumiliki, syal biru kesukaanku, dan topi rajut dengan warna hijau menyala yang dipinjamkan Emily. Beberapa menit kami berjalan, aku mulai melihat ujung jalan setapak yang mengarah ke danau, nampak lampu-lampu kecil yang menari-nari, cahaya dari lampu itu tak seperti cahaya senter kecil milik Emily. Dan ketika aku benar-benar sampai di pinggir danau, kantukku menghilang dan aku membelalakan mataku, melihat hal yang menakj

ESTUARY (The Star Lily Lake) // BAB I Lauer House

"Hoah...!" sejak kapan aku tertidur di mobil? Ah, mungkin setelah dari bandara. "Ayah, sekarang kita sudah sampai mana?"tanyaku pada ayah yang sedang menyetir di depan. "Kau sudah bangun? Ah, kita hampir sampai. Lihatlah keluar!" Aku melihat keluar jendela mobil. Wow, kabutnya sangat tebal. Aku tidak pernah datang ke tempat dengan kabut setebal ini, mungkin sekarang masih pagi buta dan kota ini sangat terpencil -hingga aku lupa namanya-. Otakku mulai bekerja, memikirkan apa yang akan aku lakukan di kota kecil ini, setelah aku menemukan teman baru. Aku mulai bersemangat memikirkan banyak hal dengan duduk dekat jendela dan tak berhenti menatap pemandangan kabut. Kabut yang menutupi tidak membuatku fokus pada pemandangan sepanjang perjalanan, aku hanya memikirkan apa yang akan aku lakukan setelah sampai. Lalu mobil berhenti, ayahku memarkirkan mobil di depan rumah yang tampak seperti sebuah rumah di dalam film horor. Rumah ini sangat ...., ah, aku memiki