Skip to main content

Langit-langit Kamar

Aku ingin menghancurkan kenangan itu, aku ingin bertahan pada kenangan itu, aku tidak mengerti diriku.
Aku ingin kembali ke masa kecil dimana aku bisa katakan apa yang aku rasakan, aku inginkan, dan aku lakukan. Tanpa merasa takut, aku melakukan segala hal yang belum bisa kumengerti. Tanpa menanyakan alasan, aku lakukan apa yang ada dihadapanku. Membuat kesalahan dengan mudah dan hanya tersenyum untuk memperbaikinya Masa kecil dimana aku membuat kesalahan-kesalahan kecil dan orang hanya menggelengkan kepala, memaklumi.

Aku yang tak tahu masa itu akan lewat begitu saja, aku membuangnya begitu saja. Kenangan yang ingin kulupakan, tapi begitu berharga. Kenangan yang takkan mungkin hilang dari masa laluku. Melekat dengan erat dalam hidupku, mengiringi setiap langkah. Aku hanya ingin menjadi anak kecil yang bisa menangis tanpa merasa malu.

Tentu saja aku tidak bisa mengulanginya bahkan ketika aku mencoba bersembunyi di kota tak dikenal, aku hanya memeikirkan yang sedang terjadi di luar jendela.
Aku pergi meninggalkan masa lalu itu, mencari tempat yang asing bagi setiap inderaku. Menangis pun takkan ada gunanya. Meski kata orang bisa meringankan beban, tapi tidak, aku menangis karena tidak bisa mengulangi masa itu. Masa dimana kenangan itu bisa kuubah. Ketakutanku bukanlah pilihanku, itu tiba-tiba datang menggelayuti kehidupanku.

Memandang orang lain yang bisa tersenyum bahagia bersama orang lain, senyuman itu terlihat asing bagiku. Melihat anak kecil yang saling berkejaran, menampakkan kebebasan saat bermimpi dan aku terdiam di jendela hanya untuk iri karena mataku melihat. Pandangan yang hanya bisa kulihat dengan mata yang masih bisa kulihat.


Aku ingin lari dari dorongan hatiku, tapi sebelum aku bisa, alasan-alasanku menghalangi.
Terduduk rapi di atas ranjang putih, dengan tatapan lurus ke arah anak kecil di taman itu. Sesaat aku bergerak dan melangkah ke arah itu, mencoba berbaur bersama mereka. Perjuangan untuk mimpi kecil itu sungguh pernah kulakukan. Dengan kekuatan yang pernah kumiliki, aku berjalan dengan perlahan, sedikit demi sedikit aku mendapatkan langkah baruku.

Perjuangan yang kulakukan pernah lewat dalam hatiku, meski sekejap. Tapi perjuangan seperti itu seperti oase untukku, hanya dengan membayangkannya, ruangan kosong ini lebih bewarna dan aku hanya menyimpulkan senyum kecil. Sebelum aku mengerti segalanya percuma, hanya sekedar bunga yang mekar di musim semi dan akan jatuh di musim gugur nanti. Sekali lagi, hal yang membuatku tersenyum, hilang.

Jika aku mengikuti kenanganku yang sudah hancur,Aku bahkan tidak bisa kembali ke masa itu, seperti seorang bocah suatu hari.
Esok selali siap datang menyambut setiap kenangan yang mengalir terus. Membanjiri setiap tangis dan tawa. Meski hidup itu memang tidak adil. Hidup yang lebih banyak tangisan ini menghancurkan setiap kenangan. Tapi apa yang bisa kulakukan? Aku hanya meratapi setiap kenangan hancur itu, mencoba menata kepingan-kepingan kecil.

Harapan selalu tertuang dalam cangkir kehidupanku, tapi apa bedanya jiga cangkir itu pecah. Mencoba menata kepingan kenangan itu dengan tetap mewadahi harapan, selalu kosong. Esok, aku tidak tahu apakah aku masih memiliki tenaga untuk melakukan itu? Apakah aku akan terkalahkan oleh kenangan yang hancur itu. Dan harapan untuk kembali adalah sia-sia.

Aku dilahirkan untuk hidup sesuai dengan dunia yang kubayangkan ketika kecil. Aku seorang bayi, aku ingin menangis. Penderitaan yang dibutuhkan untuk mendapatkannya sangat nikmat.
Apa yang membuatku menangis saat ini? apa karena semua yang kulakukan sia-sia. Mimpi yang tepat di depanku menjauh tanpa bisa kukejar. Aku tidak bisa bergerak dengan kemauanku. Aku hanya orang lemah, seperti bayi yang belum bisa bangun dari ranjangnya. Terjebak dalam tubuh kecil yang tak mengenal apa pun. Beruntungnya bayi belum mengenal apa pun. Betapa sakit saat kau pernah tahu, pernah rasakan, dan pernah lakukan, lalu sekarang kau tak bisa melakukannya. Hanya bisa mengharapkan yang telah hilang.

Mimpi yang penuh perjuangan dalam mencapainya, menghilang dalam hitungan detik, saat kata itu terdengar jelas ditelingaku. Serangan ketakutan yang besar, memporak-porandakan impian yang kujalin dengan sempurna. Dan aku tak memiliki pilihan lain. Menghindar pun hanya akan menemukan jalan buntuk. Aku takut, masa esok yang akan kuhadapin. Aku ingin menangis seperti bayi yang tak mengerti betapa sakitnya hidup.

Jika hidup adalah sebuah peperangan, maka kita tidak bisa menang atau tidak kalah. 
Itu yang aku tahu.
Aku masuk dalam hidup tanpa bisa memilih. Aku tak bisa memilih dimana aku dilahirkan, aku tak bisa memilih untuk tidak memiliki impian. Aku seperti manusia biasa yang memiliki mimpi dan masalah dalam menggapai mimpi itu. Saat aku merasa kalah itu lah, aku mendapatkan pandangan begitu bawah hingga tak bisa melihat apa pun. Dan aku hanya bisa melihat ke atas, di tempat yang penuh cahaya dan harapan. Sebuah esok yang menantikanku menggapainya. Apakah aku bisa?

Kata yang berhasil merenggut segala mimpiku adalah kata dari dokter yang mengatakan aku memiliki kanker darah karena gen. Bukan sebuah takdir yang indah dan diharapkan oleh orang lain mungkin. Aku tidak tahu kemana aku harus memilih, tapi jika aku masih bisa memilih, aku ingin membuat mimpi baru.

Jantungku berdetak diluar kendali karena berlari menuju hari esok, dari goncangan yang ingin membuatku menangis.
Aku merasakannya saat aku melihat cahaya itu, saat aku memandang langit-langit kamar itu. Mungkin hanya cat putih yang polos, tanpa ada coretan karena tak ada orang yang sanggup mencoret-coretnya. Disanalah aku melihatnya, melihat masa depanku yang kosong, masa depan yang hanya dengan perjuangan, kau akan sanggup memberikan coretan itu. Masa depan, esok yang tak bisa digambarkan oleh orang lain, hanya diriku yang mampu membuat mimpi itu tampak nyata. Dan tangisanku bukan lagi tangisan penyesalan, tapi tangisan dimana pilihan itu masih ada untuk kupilih.

Pilihan yang menentukan hari esok untuk diriku. Kata kalah dan menang selalu ada di hidup, bukan? Dan aku yang masih hidup, memiliki hak untuk memilih. Kalah dalam artianku sendiri, menyerah. Menang dalam artianku sendiri, menang untuk mendapatkan esok yang masih kosong itu.

Aku ingin menjalani hidup yang sesungguhnya, aku hanya ingin menjalani hidup yang sesungguhnya, seperti bocah itu.
Ya, masa depan yang masih kosong itu sudah siap untuk kulukiskan kenangan yang kujalani. Meski aku tahu hidupku tak sepanjang seperti hidup orang lain, tapi itulah hidup terpanjang yang kumiliki. Karena aku tahu hidup ini akan cepat berlalu dan esok adalah hal berharga, aku tak ingin menjadi orang yang hanya diam dan menatap masa depan tanpa melukiskan apa pun.

Mungkin aku tak bisa mengulangi masa kecil itu, tapi aku bisa menjalaninya suatu saat. Dan saat aku menjadi bocah lagi, aku tetap mengerti kenangan yang telah kuukirkan itu adalah hidupku. Menangis, tertawa, sedih, dan bahagia, semua tertoreh indah dalam kenangan itu. Langit esok yang luas dan masih kosong itu, aku takkan pernah takut.


Aku tidak ingin tersandung kata-kata orang, aku tidak ingin disesatkan.
Walau aku hanya bisa menatap iri bocah dihadapanku, dan tahu bahwa aku takkan bisa melakukan apa pun seperti mereka, aku takkan menyesalinya. Kesalahan dalam hidup adalah hal biasa, buka? Namun, usaha untuk tidak melakukan kesalahan itu yang membutuhkan perjuangan. Meski terkadang sendiri, tapi harapan bisa kubuat sendiri.

Besok, juga, tentunya akan bersinar, tidak masalah jika aku tidak kembali ke masa kecilku, Aku takut pada jalan esok hidupku, tapi aku berdiri di jalan di mana aku tidak bisa kembali.
Aku sekarang masih menatap langit-langit kamar itu, menetapkan pada diri sendiri. Menyiapkan diri untuk menghadapi segala kenangan yang akan terjadi. Meski aku tak tahu apa yang ada di depan, aku tidak mungkin berbalik untuk menghindar, karena aku menetapkan diri untuk terus menghadap ke depan. Jalan yang sudah kulalui bukanlah kenangan yang harus dihancurkan, tapi kenangan yang membentuk jalan di depanku. Menuntun dan mendorong setiap langkahku ke depan.

Aku tidak pernah menyesali penyakit yang menggerogoti tubuh ini. Aku tahu suatu saat nanti aku akan menghadapi dunia yang berbeda dengan dunia ini. Seperti bocah yang tidak tahu apa pun, aku akan menjalani hidup ini tanpa tahu takdir yang menantiku di ujung jalan itu. Sandungan kerikil di jalan lalu adalah pelajaran berharga agar aku mampu menghadapi masa depan yang singkat itu. Aku tak tahu akan menemukan jurang dihadapanku, aku hanya bisa berjalan ke depan.

Perjuangan untuk menggapai esok, tanpa rasa takut, aku menghadapi jalan yang selalu asing bagiku. Aku akan mengingat masa kecil itu untuk mendapatkan hidup yang berharga selama di dunia ini.


Author : Ludia M.P
Theme Song : YUI - Tomorrow's Way
Keywords : Esok, asing, masa kecil, perjuangan, takut.
Project : @YUI17Melodies #MelodiHijauOranye

Comments

Popular posts from this blog

New Cover | Estuary (The Star Lily Lake)

↑ Full Version ↑ ↑ Front Cover Only ↑ More info: © photo to the artist Edited by M.P Use PhotoScape

Hal yang kusukai

Aku sangat menyukai langit cerah di malam hari Setelah hujan seharian. Hal itu mengingatku pada diriku saat kecil Yang masih sangat polos. Sekalipun hanya kata sederhana yang bisa kulontarkan "Indah" Tanpa perlu memikirkan masa depan Apa yang akan terjadi esok Apa kata orang Apa aku berhak hidup Hari ketika aku menangis seharian Dan langit malam itu sanggup membuatku tersenyum Namun itu juga mengingatkanku pada malam Saat aku bertanya pada diriku "Apakah ada dunia tanpa diriku?" "Akankah itu lebuh baik?" Aku merindukanmu bukan karena aku mencintaimu Aku merindukanmu karena kau mengingatkan diriku Yang dengan sederhananya melambaikan tangan padamu Untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa terbaikku Ditulis tanggal 05 April 2019

Bangku Taman, 1 Juli

Jalan sepi yang lenggang itu, dengan paving abu-abu yang mulai berlubang. Jalan ini selalu tampak sepi, jarang ada orang yang melewatinya apalagi ketika hujan bahkan petugas kebersihan pun jarang membersihkan jalan ini. Tidak heran, jalan ini sepi karena terletak di bagian paling pojok sebuah taman. Daun-daun yang berserakan yang hampir tiga hari tidak dibersihkan. Meski jarang dilewati bagian taman ini sangat indah, terdapat pohon maple besar  di setiap sisi-sisi jalan, hamparan rumput hijau yang bersanding dengan berbagai macam bunga, seperti mawar, aster, gerbera, iris, dan lily. Ada juga sebuah sisi dengan deretan bunga matahari. Saat musim semi tiba, hijau dedaunan akan nampak sangat indah, daun yang bertebangan karena musim semi seperti hujan hijau yang tampak indah. Ketika malam tiba, dari taman bagian ini juga bisa melihat berbagai rasi bintang. Taman ini hanya diterangi beberapa lampu taman, sehingga cahaya bintang akan terlihat berkelip indah. Di bawah sebuah pohon mapl