Aku selalu menunggumu. Orang yang selalu datang setiap hari untuk menemuiku. Tersenyum padaku, memandangku dengan penuh rasa sayang, dan memperlakukanku dengan penuh kelembutan.
Di sisi taman yang sama aku selalu menunggumu. Kau selalu menempatkanku di sisi yang dipenuhi cahaya. Memberiku kebahagiaanmu dalam setiap ekspresi yang kau tampakkan. Setiap cerita-cerita itu selalu sempurna kudengarkan, tak ada yang terlewatkan.
Meski terkadang kau tak menghampiriku, kau selalu melihatku dengan mata yang selalu kurindukan. Mata yang selalu ingin kulihat dalam keadaan yang sama. Mata yang kuharapkan hanya melihatku.
Hanya saat hujan turun kau tak berada di sisiku. Saat itu kau tak terlihat, membiarkanku sendiri menghadapi hujan ini. Tapi setelahnya, kau datang dengan berlari padaku. Mencemaskanku, lalu memastikan apakah aku baik-baik saja. Ekspresi cemas itulah yang membuatku tetap tersenyum meski kau pernah meninggalkanku sendiri.
Tapi hal yang membuatku lebih bahagia, saat kau menjagaku dari terpaan angin kencang. Menggenggamku dalam perlindunganmu agar aku tak rusak karena angin. Perjuanganmu lah yang membuatku masih bertahan disini dan selalu menunggumu dalam diam.
Aku tahu aku mengharapkan harapan kosong. Harapan yang menginginkanmu selalu berada di sisiku, mengharapkan kau jadi pelindungku selalu, dan memberikan senyum itu padaku selamanya. Benar, aku tak bisa mengatakan betapa aku menyayangimu, betapa aku selalu ingin berada di sisimu di saat senang atau pun sedih, dan betapa aku ingin menjadi hal yang paling sulit kau lepaskan. Aku hanya bisa diam dan menunggu.
Untuk apa aku menunggu, akhirnya akan datang saat ini. Saat aku begitu cantik, kau datang padaku, menggenggamku di tanganmu yang hangat, memperlakukanku seakan begitu berharga, dan membawaku ke suatu tempat. Wajahmu begitu bingung.
Di tempat itu, tak jauh dari tempatku berada sebelumnya. Kau memandang seorang gadis. Kau mengatakan padanya bahwa kau menyayanginya, lalu kau memberikan diriku padanya. Gadis itu tampak bingung, tapi menerima diriku dengan senyuman. Kau pun tersenyum, senyuman yang bukan lagi untukku, tapi untuk gadis yang akan mendapatkanku.
Meski aku tak bisa mendapatkan senyum itu, tapi aku sangat bahagia bisa membuatmu tersenyum. Aku, bunga mawar putih yang kau rawat hingga berbunga untuk diberikan pada orang yang tersayang.
Diambil dari Notes Facebook pribadi.
Ayo menulis~~
Di sisi taman yang sama aku selalu menunggumu. Kau selalu menempatkanku di sisi yang dipenuhi cahaya. Memberiku kebahagiaanmu dalam setiap ekspresi yang kau tampakkan. Setiap cerita-cerita itu selalu sempurna kudengarkan, tak ada yang terlewatkan.
Meski terkadang kau tak menghampiriku, kau selalu melihatku dengan mata yang selalu kurindukan. Mata yang selalu ingin kulihat dalam keadaan yang sama. Mata yang kuharapkan hanya melihatku.
Hanya saat hujan turun kau tak berada di sisiku. Saat itu kau tak terlihat, membiarkanku sendiri menghadapi hujan ini. Tapi setelahnya, kau datang dengan berlari padaku. Mencemaskanku, lalu memastikan apakah aku baik-baik saja. Ekspresi cemas itulah yang membuatku tetap tersenyum meski kau pernah meninggalkanku sendiri.
Tapi hal yang membuatku lebih bahagia, saat kau menjagaku dari terpaan angin kencang. Menggenggamku dalam perlindunganmu agar aku tak rusak karena angin. Perjuanganmu lah yang membuatku masih bertahan disini dan selalu menunggumu dalam diam.
Aku tahu aku mengharapkan harapan kosong. Harapan yang menginginkanmu selalu berada di sisiku, mengharapkan kau jadi pelindungku selalu, dan memberikan senyum itu padaku selamanya. Benar, aku tak bisa mengatakan betapa aku menyayangimu, betapa aku selalu ingin berada di sisimu di saat senang atau pun sedih, dan betapa aku ingin menjadi hal yang paling sulit kau lepaskan. Aku hanya bisa diam dan menunggu.
Untuk apa aku menunggu, akhirnya akan datang saat ini. Saat aku begitu cantik, kau datang padaku, menggenggamku di tanganmu yang hangat, memperlakukanku seakan begitu berharga, dan membawaku ke suatu tempat. Wajahmu begitu bingung.
Di tempat itu, tak jauh dari tempatku berada sebelumnya. Kau memandang seorang gadis. Kau mengatakan padanya bahwa kau menyayanginya, lalu kau memberikan diriku padanya. Gadis itu tampak bingung, tapi menerima diriku dengan senyuman. Kau pun tersenyum, senyuman yang bukan lagi untukku, tapi untuk gadis yang akan mendapatkanku.
Meski aku tak bisa mendapatkan senyum itu, tapi aku sangat bahagia bisa membuatmu tersenyum. Aku, bunga mawar putih yang kau rawat hingga berbunga untuk diberikan pada orang yang tersayang.
Diambil dari Notes Facebook pribadi.
Ayo menulis~~
Comments
Post a Comment