Skip to main content

Hidup Sang Benih

Apa takdir sebuah benih?

Aku masih sebuah benih kecil yang tertutup oleh bunga yang indah. Sebuah bunga yang melindungiku hingga aku cukup kuat untuk terbang berkelana. Hidupku dimulai dari sebuah benih kosong tanpa bekal apa pun. Dan bunga ini dengan setia memberiku makanan dan kenyamanan.

Demi hidupnya, dia berada di tempat yang selalu terkena cahaya matahari, cukup air untuk meberi sebuah kehidupan. Meski tempat itu berada sangat terlihat dan berbahaya. Di sebuah jalanan yang dipenuhi orang yang berjalan. Bunga ini sendirian, berjuang demi kehidupan berikutnya. Tapi dari sana, terlihat sebuah taman yang indah dan tertata rapi, terlindungi dari bahaya bahkan dijaga sepenuh hati oleh penjaga taman.

Bunga ini tak begitu indah, dia hanya sebuah jenis rumput dengan bunga berwarna ungu, rumput seperti ini biasanya hidup bersama dengan lainnya, tapi berbeda, dia sendirian. Aku yang hanya bisa melihat keadaan luar dari dalam dengan lindungan selaput tipis pelindungku.

Setiap ujian pun berlalu lalang, terkadang sebuah bagian terinjak oleh orang atau hewan, angin kencang melanda, hujan deras mengguyurmu hingga kau mengerahkan segala kekuatanmu, terkadang ketika awan hitam menaungi di atas, kau bingung bagaimana memberiku makanan, tapi kau berkata padaku, "Tidak apa-apa, semuanya akan baik-baik saja!". Kau menangis dan tersenyu untukku, tindakan-tindakan itu menyentuh hatiku, dan menyembuhkan luka hatiku. Dan aku tersenyum untuk menguatkanmu.



Kau selalu menceritakan cerita-cerita yang mungkin aku jalani, sebuah takdir untuk benih. Terkadang ceritamu membuatku ketakutan dan enggan meninggalkan tempat ini. Kau menghiburku dengan kata-katamu yang lembut. Aku tidak bisa bergerak, aku tidak bisa melihat, tapi kau membuka jalan untukku. Kau selalu menenangkanku, membelaiku dengan kehangatan di hari yang dingin, melindungi ku dari panas yang terik. Dalam setiap hal, kau selalu ada untukku.

Segalanya kau berikan padaku, tanpa memandang dirimu sendiri. Kebahagianku adalah senyumanmu. Kau tak kenal lelah untuk melihatku bahagia. Hanya untuk sebuah benih, kau merelakan apa pun. Bahkan hidupmu telah kau pertaruhkan untukku. Kadang seekor serangga datang dan mencoba menghisap makanan yang ada padamu, tapi kau biarkan itu hanya untuk membuatku ada dan hidup. Ini bukan sebuah kebetulan, juga bukan cinta palsu. Kau benar, semuanya benar, dan aku seperti anak kecil yang ketakutan untuk pergi darimu.

Melihat di dalam taman dimana setiap anak kecil dipeluk penuh cinta oleh ibunya. Setiap kesalahan dari anak itu bukanlah hal yang bisa membuatmu marah tapi khawatir. Apakah mereka seperti aku? Seperti benih yang selalu dalam sekapan bunga.

Dan dalam beberapa tahun, anak kecil itu tak kembali dipeluk oleh ibunya, dia akan berjalan sendiri untuk hidupnya. Apakah aku seperti itu? Ya, kau selalu memberiku jawaban itu, dan aku belum siap untuk itu. Karena aku tak ingin kehilangan hal berharga, yaitu kau.

Tapi waktunya tiba, aku harus berjalan di jalanku sendiri. Kau melepaskanku dari bunga itu. Yang aku lihat saat keluar, kau begitu rapuh dan lelah. Kau terlihat sangat rusak dan tak indah seperti dulu, apa karena aku? Kau tampak rapuh, namun kau menyuruhku pergi untuk mencari jawaban dalam hidupku.

Dengan hembusan angin, aku benih pergi mengikuti angin, aku berjalan dan aku selalu menderita, tapi alasannya sederhana : aku ingin tahu tujuan hidupku. Dalam setiap perjalanan mengikuti angin, aku mendapatkan ujian yang harus kuhadapi. terkadang aku tersangkut pada sebuah gedung yang amat tinggi, tempat yang tak bisa membuatku hidup, lalu aku memutuskan untuk pergi dari sana.

Aku terbang mengikuti arah angin lagi, menuju sebuah hamparan laut biru seperti tanpa batas. aku menjejakkan langkahku lagi dan lagi. Aku tidak terlihat sampai manapun. Benar saja, aku melangkah terus menuju horison yang kuanggap di sana aku bisa berdiri tegap, tapi itu terlihat sangat jauh begitu jauh dan sangat jauh, aku merasa lelah menangis,hidup tidak memberikan jawaban.. Aku mungkin berkelana dan tersandung, tapi aku tidak bisa berhenti. Aku terus berjalan menyingsing horison itu.

Meski rasa lelah dan menyerah hinggap di pikiranku, tapi aku mendengar kau berbisik padanku dan menghangatkanku. Setiap ceritamu terngiang, segala senyumanmu, perjuanganmu terlintas. Itulah hal-hal yang membuatku bisa berjuang sampai saat ini. Kesedihan yang kau berikan padaku membuatku berjuang untuk membuatmu tersenyum. Kebahagian yang kau berikan padaku adalah semangatku untuk terus berjalan.

Ya, kau memag tidak ada dihadapanku sekarang. Aku tahu kau di sana sudah pergi meninggalkanku, pergi ke tempat yang lebih indah lagi. Aku ingat saat kau begitu layu dan sudah tidak sanggup untuk menopangku lagi, kau masih tersenyum. Senyumanmu itulah hal berharga bagiku, dan itulah yang selalu kuingat.

Awan hitam mulai tertiup kencang dan sekarang berada tepat di atasku. hamparan biru yang tadinya sangat hitam, kini mengamuk dan meninggi untuk menyaut apa pun yang lewat. Sebuah benda dari kayu dengan bentangan kain melintas di sana, terombang-ambing dari amukan air yang marah. Hitam kelam terkadang menarik orang-orang di dalamnya. Tapi semuanya berjuang untuk terus naik dan merangkul apa pun yang bisa membuat mereka terapun.

Seorang anak kecil sedang di dekap oleh seorang wanita dengan sangat erat untuk melindunginya dari air yang mulai masuk ke dalam kumpulan kayu itu. Berjuang meski begitu lelah, seprti bunga itu. Kau sudah rusak untuk mengeluarkanku dan mengenalkanku pada sebuah dunia baru di balik selaput bening itu. Dunia yang sangat asing bagi benih seprtiku. Kau memberikanku bekal untuk melintasi berbagai kehidupanku.

Serangan sakit melandaku, hempasan air dan angin mulai menyayatkua. Sakit tak terhingga menyelimutiku. Tapi aku tetap terbawa angin itu, melintasi air-air tajam yang menusuk, hitam dan mengerikan. Hanya bisa mengingatmu, Kau tersenyum dan menangis untukku, tindaka-tindakan itu menyentuh hatiku, dan menyembuhkan luka yang sakit. Hanya itu yang bisa kulakukan.

Mari kita percaya, badai ini akan berlalu, dan aku sebuah benih yang kecil siap berjuang untuk menemukan tempatku. Ya, mungkin aku harus berjuang. Tapi aku masih bisa bertahan, bahkan dengan keadaan seperti ini. 

Aku hanyalah sebuah benih kecil yang berterbangan di dunia yang luas ini, menghadapi berbagai ujian yang terus berada di depanku. Akankah aku sanggup untuk mendapatkan tempat hidupku? Benih kecil yang kedinginan dalam sebuah badai besar. Dan Angin membawaku ke tempat yang sangat dingin, hamparan putih yang sangat dingin jika disentuh. Begitu dinginnya hingga aku membeku di dalamnya. Aku terdiam dan menunggu di sana.

Kurasa jiwaku, membawaku ke jalanmu. Semua orang dalam hidup selalu mencari untuk satu hal yang berharga. Hal berharga dalam hidupku adalah kau. Aku tak tahu kusebut apa kau. Kau yang selalu melindungiku itu, denga kata apa aku memanggilmu. Aku ingat anak kecil yang berada di taman itu memanggil orang yang melindungi mereka dengan Ibu. Apakah kau ibu bagiku?

Aku ingin bersamamu ibu, dalam pikiranku berkelabat pilihan untuk menyusulmu disana. Bersamamu adalah kehangatan yang kurindukan. Aku seperti menyerah dalam kehidupan ini. Aku mendengar kau berbisik dan menghangatkan hatiku. Aku merindukanmu, benar tapi kau sudah memberiku sebuah jalan yang kau ceritakan padaku. Jalannya hidup memang selalu berada dalam awan kelabu, tapi kau selalu percaya, matahari akan datang. Aku percaya apa yang kau katakan, karena hanya kau yang bisa kupercaya. Cintamu bukanlah cinta yang kebetulan lewat, tapi hanya cintamu yang bisa kau berikan padaku. Kau memberikan jalan untukku.

Percaya akan hal itu, aku akan menemukan jawaban jawban dengan tanganku sendiri. Aku berjuang sekali lagi, berdiri lagi dari jatuhnya aku. Aku mulai mengikuti arah angin lagi, terbang untuk mencari kehidupanku sendiri. Berjalan terus, terus, terus hingga menemukan jawaban untukku sendiri. Aku selalu menderita, tapi alasannya sederhana: Aku ingin tahu inti dari kebahagiaan. hanya untuk tujuan hidup yang aku tentukan itu, aku terus berjalan, hingga aku menemukan tanah yang bisa kutempati, tanah tempat aku hidup. Tanah di mana aku bisa menceritakan sebuah benih dan memberikan pada benih lainnya.


Author : Ludia MP
Theme Song : YUI - Feel My Soul
Keywords : Hal berharga, anak kecil, ujian, taman, awan
Project : @YUI17Melodies #MelodiHijauOranye









Comments

Popular posts from this blog

Hal yang kusukai

Aku sangat menyukai langit cerah di malam hari Setelah hujan seharian. Hal itu mengingatku pada diriku saat kecil Yang masih sangat polos. Sekalipun hanya kata sederhana yang bisa kulontarkan "Indah" Tanpa perlu memikirkan masa depan Apa yang akan terjadi esok Apa kata orang Apa aku berhak hidup Hari ketika aku menangis seharian Dan langit malam itu sanggup membuatku tersenyum Namun itu juga mengingatkanku pada malam Saat aku bertanya pada diriku "Apakah ada dunia tanpa diriku?" "Akankah itu lebuh baik?" Aku merindukanmu bukan karena aku mencintaimu Aku merindukanmu karena kau mengingatkan diriku Yang dengan sederhananya melambaikan tangan padamu Untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa terbaikku Ditulis tanggal 05 April 2019

New Cover | Estuary (The Star Lily Lake)

↑ Full Version ↑ ↑ Front Cover Only ↑ More info: © photo to the artist Edited by M.P Use PhotoScape
Aku menari di lautan hijau yang luas, Aku berjalan di hamparan biru laut yang lapang, Akankah aku bisa berhenti di tanah yang gersang Tanpa mendamba lagi mereka.