Skip to main content

Tembok Besar Cinta

~Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta, 
aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. ~
~Di sanalah aku merasakan sakit hati yang sesungguhnya untuk pertama kali.~
~Tembok yang berhasil kau hancurkan, mulai kutata lagi, semakin kokoh dan kuat.~

***

Kau tahu kisah cinta takkan pernah berjalan mulus seperti jalan tol? Ya, aku tahu bahkan aku paham.
Kau tahu betapa sulitnya aku membiarkanmu pergi, betapa tak relanya diriku untuk melupakanmu. Setiap yang kuingat mungkin bukan hal besar. Ah, aku paling susah mengingat sesuatu, yang jelas kisah-kisah kecil itu mampu meruntuhkan dinding yang dengan susah payah kubangun.

Dan dengan pasrah aku menyadari itu, aku mulai menyerah untuk menambal lubang yang kau bobol dengan hal-hal kecil itu. Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta, aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. Tembok yang kubangun begitu kokoh dan tinggi ini.

Well, I have a silly reason for it. Hmm, sedikit menyebalkan sih, entah mengapa, sejak aku SMP aku suka menjaga jarak dengan teman-teman cowokku, dalam artian kami masih berteman dan benar-benar berteman. Terkadang  aku sedikit takut saat ada yang mendekatiku. Mereka yang mendekatiku mulai dari yang sering ngajak pulang bareng hingga mereka yang sering menggangguku. Meski mereka tak semua mengatakannya, eyes're never lie. I know, dan setelah aku tahu, semakin tembok itu kubangun semakin tinggi, yeah, aku berhasil membangunnya dengan sukses.

Awalnya ada yang mulai membuatku nyaman dengan keakraban kita biasanya hingga aku membuka pintu itu pelan-pelan, tapi setelah aku menyadarinya, aku menutupnya rapat-rapat. Aku tak tahu apa yang aku takutkan itu. Bahkan aku pernah menjalani hubungan yang biasa disebut "pacaran" dan hanya sekedar itu. I never get it seriously, aku tak memiliki perasaan apa pun pada "pacar"ku itu. Just tried to have a boyfriend but he's not special. Apakah aku cukup kejam? Well, aku tidak merasa terlalu kejam. Aneh? Jika kau tahu bahwa dia ada laki-laki yang pantas diperlakukanseperti itu.



Namanya Kaka. Cowok yang melakukan pedekate hanya untuk sekedar iseng, siapa pun yang lewat akan diembat. Hubungan berlabel "pacaran" itu sebenarnya hanya sekedar jalan bareng, bicara bareng, hanya itu, bahka lebih dari sekian kali aku tidak mengacuhkannya. Setiap aku berbicara selalu nada menasihati tentang betapa pentingnya sekolah dan nggak pentingnya merokok. Yes, dia adalah tipe cowok yang banyak bolos, banyak main, dan banyak rokok. Hanya sebulan dan aku melihatnya menggoda cewek lain, dan kujadikan itu alasan untuk putus. Sebenarnya, aku sudah gerah dengan permintaan lebih dari bicara seperti kissing.

I think it's a big deal. I just didn't want to give my first kiss for boys like him. Dan selesailah itu dalam sebulan. Beranjak SMA, aku bertemu seseorang yang namanya Willy, orang yang sangat baik, perhatian, dan menuntut lebih dariku. Aku merasakan rasa deg-degan itu, tapi bukan hal spesial. Aku masih membentuk tembok tebal padanya, semakin tebal. Dan begitu baiknya dia, hingga aku tak bisa mengatakan apa pun untuk mengakhirinya. Saat inilah aku merasa diriku kejam, tapi ini keputusan tepat karena aku tak ingin menipu orang yang telah baik padaku. Meski pun dia harus menjauhiku.

Saat itu, aku berpikir tentang "mengapa". Dan itu membuatku menyalahkan cinta pertamaku. Orang yang selalu dekat denganku selama aku kecil. Bagaimana kedekatannya denganku pun aku sudah lupa, aku benar-benar tidak tahu mengapa aku menyalahkannya atas kesalahanku. Aku tak mengerti rasa apa yang kurasakan padanya, I 'm just confused.

Tapi, entah mengapa dia mulai menjauh dariku, mundur secara perlahan, dan dengan mudah karena kita beda sekolah. Aku jarang bertemu denganya. Padahal saat aku kecil, aku banyak menghabiskan waktu bermainku dengannya, saling mengejar karena hal sepele. Ah aku ingat, aku pernah mengejeknya saat di SD, dan dia mengejarku. Serentaklah semua temanku menyoraki dan aku menikmatinya. Tapi kemunduranya pelan-pelan membuatku sangat sakit hati. Aku bahkan tak mengharpakan lebih dari teman, I only love him like my first love as long as my best friend. Itulah alasan yang kuambil dari takutnya aku menipiskan tembok untuk cinta yang datang. Alasan patah hati pertamaku pada Alvin. But I believe, God will give me the best for my life. Someone, somewhere, and somehow.

Yes, I met him. Tentu bukan karena pandangan pertama. Aku lebih memilih cinta karena terbiasa daripada terbiasa karena cinta. Dalam konteks terbiasa karena cinta, kau akan melakukan hal yang bukan dirimu karena cinta, memaafkan kesalahan besar karena alasan cinta, dan cinta membuatmu berhak untuk memaksakan diri juga orang lain. But, cinta karena terbiasa membuatmu apa adanya, nyaman karena diriku tepat untuknya, dan saling mengerti karena tahu satu sama lain.

Aku mengenal dia dan sebaliknya. Dia mampu memahamiku dan aku selalu ingin memahaminya. Pernah dia SMS padaku
Anji : sdh mkan?
Sebuah pertanyaan yang takkan aku jawab pada cowok siapa pun, tapi pertahananku mudah goyah denganya, dan pembicaraan dari dua kata yang menurutku absurd dan tidak pentingitu, lolos dengan mudah diperpanjang karena tembok benar-benar hilang, luluh lantak. Serangan mendadak pada jantungkku tepat sasaran, jleb disertai desiran angin kencang menyejukkan, seakan lepas dari siksaan yang kubangun sendiri.
Me : Klo pn blum, mau ajk mkan?

Sejelas itukah aku sedang mengajaknya makan? Tapi orang aneh bernama Anji yang mampu mendobrak tembokku membalas dengan hal yang benar-benar mengejutkan.
Anji : Hmmm, bru msk nasgor sndiri, mau?
Me : Boleh. But are you sure the delicious?
Anji : Sure. Suer.
Me : y. n ak hax dpt sms doang?

Dalam beberapa menit dia sampai ke rumahku membawakan nasi goreng buatanya, dan dengan senyum terpaksa geli, aku mengakui bahwa itu sangat enak. Meski yang terpenting bukan apa yang dibuatnya tapi siapa yang membuatnya. Aku selalu merasa nyaman dengan menceritakan diriku padanya, berdekatan dengannya, melihatnya, oh mungkin sedikit gila, aku akan tersenyum hanya dengan melihatnya. Dan apa yang kurang, tak ada. Dia memiliki rasa yang sama. Amazing? Perfect? All of them are great.

That day, tiba-tiba dia SMS. SMS biasa yang tak membuatku curiga, tapi hatiku merasakannya
Anji : Ada di rumah?
Me : Yep.
Anji : ntar aku ke sna ya!
Me : OK. tp jgn lpa uang msukx. :)
Anji : Siap!

Yah, sayangnya karena keluargaku lengkan beserta antek-anteknya, jadi perasaan yang kurasakan tak benar-benar terjadi sesuai perkiraan. Kami hanya mengobrol biasa beberapa lama, dan dia pulang. Begitu saja? Yes, tapi berlanjut dengan SMS basa-basi beberapa menit, dan sampailah pada hal itu.
Anji : Sebenarnya, tadi aku mau mau ngmong something k kmu.

Di mulai dari sini bahasa yang digunakan benar-benar aneh.
Me : ngmong apa?
Anji : Entah sjak kapn, nda. ak pux mrasakn hal yg brbeda di kmu, aku th mgkn ak tdk bs jd yg trbaik, tp I LOVE YOU.

Badan panas dan keringat dingin sukses melandaku. Aku terpaku sejenak, menjungkir balikkan diriku di sofa, lalu menatap layar monitor HP. Anji, ternyata kau belum benar-benar tahu tentangku. Ada rasa sedikit kecewa di sini, pertama kau melakukannya hanya dengan SMS, walau aku tahu kau berusaha mengatakan langsung. Kedua, itu kalimat pernyataan bukan pertanyaan, bahkan aku hanya melihat kata I love you yang kau capslock itu. Dan ketiga, aku sudah meneriakimu sebuah alasan, tentang janji  pada diriku sendiri, aku takkan pacaran sebelum lulus SMA.

Kau adalah orang yang mampu meruntuhkan tembokku, terkadang membuatku terluka karena hal kecil, tapi itu memang yang kubutuhkan, membuatku tertawa karena hal-hal kecil, nyaman hanya karena keberadaanmu, dan membuatku menyadari perasaanku. Dan dalam hati terkecilku, aku meneriakimu untuk kembali padaku suatu saat nanti. Aku masih berharap hingga tahun ini. Kekejaman yang selalu kusesali itu, membuatku berdo'a agar kau mendapatkan yang terbaik untukmu. Ternyata kau mendapatkan lebih cepat dari aku kira. Di sanalah aku merasakan sakit hati yang sesungguhnya untuk pertama kali.

Mungkin aku pantas mendapatkan ini atas kekejamanku, mulai kau yang menjauhiku dan pada akhirnya lost contact denganku. Karena satu kalimat itu, aku selalu menatapmu dengan penuh kesesalan. Yang membuatku semakin ingin membencimu (tak bisa sama sekali) dan membuatku membangun tembok lagi, dalam hati berharap kau kembali. How shallow your love to me. 

Me : Sorry, Can we forget that? ~Inda~
Anji : . . .

Tembok yang berhasil kau hancurkan, mulai kutata lagi, semakin kokoh dan kuat.




Comments

Popular posts from this blog

New Cover | Estuary (The Star Lily Lake)

↑ Full Version ↑ ↑ Front Cover Only ↑ More info: © photo to the artist Edited by M.P Use PhotoScape

Hal yang kusukai

Aku sangat menyukai langit cerah di malam hari Setelah hujan seharian. Hal itu mengingatku pada diriku saat kecil Yang masih sangat polos. Sekalipun hanya kata sederhana yang bisa kulontarkan "Indah" Tanpa perlu memikirkan masa depan Apa yang akan terjadi esok Apa kata orang Apa aku berhak hidup Hari ketika aku menangis seharian Dan langit malam itu sanggup membuatku tersenyum Namun itu juga mengingatkanku pada malam Saat aku bertanya pada diriku "Apakah ada dunia tanpa diriku?" "Akankah itu lebuh baik?" Aku merindukanmu bukan karena aku mencintaimu Aku merindukanmu karena kau mengingatkan diriku Yang dengan sederhananya melambaikan tangan padamu Untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa terbaikku Ditulis tanggal 05 April 2019

Bangku Taman, 1 Juli

Jalan sepi yang lenggang itu, dengan paving abu-abu yang mulai berlubang. Jalan ini selalu tampak sepi, jarang ada orang yang melewatinya apalagi ketika hujan bahkan petugas kebersihan pun jarang membersihkan jalan ini. Tidak heran, jalan ini sepi karena terletak di bagian paling pojok sebuah taman. Daun-daun yang berserakan yang hampir tiga hari tidak dibersihkan. Meski jarang dilewati bagian taman ini sangat indah, terdapat pohon maple besar  di setiap sisi-sisi jalan, hamparan rumput hijau yang bersanding dengan berbagai macam bunga, seperti mawar, aster, gerbera, iris, dan lily. Ada juga sebuah sisi dengan deretan bunga matahari. Saat musim semi tiba, hijau dedaunan akan nampak sangat indah, daun yang bertebangan karena musim semi seperti hujan hijau yang tampak indah. Ketika malam tiba, dari taman bagian ini juga bisa melihat berbagai rasi bintang. Taman ini hanya diterangi beberapa lampu taman, sehingga cahaya bintang akan terlihat berkelip indah. Di bawah sebuah pohon mapl