Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Halaman Terakhir (Last Page)

Aku terduduk di bawah sebuah pohon besar dekat rumahku. Beralaskan akar yang mencuat dari tanah, aku bersandar pada batang pohon itu. Daun-daun hijau yang terjatuh karena berat menampung embun. Aku memegang sebuah buku yang sudah mulai lusuh, pinggirannya bahkan sudah menguning, tertulis nama "Drea's Book" di sampul buku itu, berhiaskan gambar-gambar bintang, hal yang paling disukai Dreas. Hampir setiap halaman sudah ku baca berulang kali hingga aku hafal. Isi buku itu bertuliskan banyak hal tentang Dreas, mulai dari mimpi, peristiwa bahagia, konyol, bahkan menyedihkan. Banyak hal yang dia ceritakan dari keluarganya, sahabat, bahkan orang yang baru dia temui, tak terkecuali aku. Aku teman yang baru dikenalnya selama 3 tahun, tapi dia memberikanku hal yang berharga. Untuk hidup yang tak selamanya sendirian, untuk perbedaan yang indah, untuk pertengkaran yang lucu, dan untuk pertemuan yang selalu disertai perpisahan. Dalam buku itu juga tertulis apa yang kusikai dan kubenci

Kebahagiaan Setangkai Bunga

Aku selalu menunggumu. Orang yang selalu datang setiap hari untuk menemuiku. Tersenyum padaku, memandangku dengan penuh rasa sayang, dan memperlakukanku dengan penuh kelembutan. Di sisi taman yang sama aku selalu menunggumu. Kau selalu menempatkanku di sisi yang dipenuhi cahaya. Memberiku kebahagiaanmu dalam setiap ekspresi yang kau tampakkan. Setia p cerita-cerita itu selalu sempurna kudengarkan, tak ada yang terlewatkan. Meski terkadang kau tak menghampiriku, kau selalu melihatku dengan mata yang selalu kurindukan. Mata yang selalu ingin kulihat dalam keadaan yang sama. Mata yang kuharapkan hanya melihatku. Hanya saat hujan turun kau tak berada di sisiku. Saat itu kau tak terlihat, membiarkanku sendiri menghadapi hujan ini. Tapi setelahnya, kau datang dengan berlari padaku. Mencemaskanku, lalu memastikan apakah aku baik-baik saja. Ekspresi cemas itulah yang membuatku tetap tersenyum meski kau pernah meninggalkanku sendiri. Tapi hal yang membuatku lebih bahagia, saat kau menjagaku dar

Easy not Simple

"The easy thing doesn't seem like the simple think." Hidup ini tak sesederhana yang terlihat. Semakin sederhana hal yang dilakukan semakin rumit proses di belakangnya. Hal praktis yang biasa kita lakukan merupakan hasil pikiran seseorang yang sangatlah rumit. Orang-orang tersebut terbiasa terlihat pemalas, pengangguran, dan tidak memiliki kerjaan. Menurut orang lain, orang-orang tersebut orang yang selalu linglung dan selalu bengong, mereka mengira orang-orang tersebut tidak bekerja/ melakukan apa pun. Bah , padahal otak mereka bekerja lebih keras dari orang lain. Bukan karena mereka terlihat pemalas, mereka tidak melakukan apa pun. Banyak sekali contoh ilmuwan yang membuktikan hal tersebut, seperti Albert Einstein dan Isaac Newton (yang aku tahu baru ini). Mereka terlihat tidak beranjak dari tempat mereka atau dari kamar mereka karena sedang berpikir tentang hal-hal yang disekitar mereka dan mencoba menjawab pertanyaan yang berada di pikiran mereka. Otak mereka dipenuhi

Dalam dunia nyata, hidupku tidak terlihat nyata

Dalam dunia nyata, hidupku terasa tak bernyawa. Hidup hanya dengan detak jantung terus berdetak. Merasakan lidah ini tetap tersentuh oleh makanan. Hanya bergeser sedikit tapi tetap berbaring di kasur. Berbincang bukanlah keahlianku untuk sering dilakukan. Menambah banyak hal hanya dengan menggunakan komputer. Haruskah aku mencari pasangan dengan menggunakannya? Dalam dunia nyata, hidupku tidak terlihat nyata. Tapi inilah kenyataannya. Ayo menulis~~

Bahasa Benar dan Salah

Aku tertarik dengan sebuah paragraf bagus dari sebuah artikel "Saya percaya bahwa pikiran tercermin melalui bahasa. Berbahasa adalah berpikir. Tidak ada pikiran di luar bahasa. Maka bagi saya berbahasa adalah soal bermain pikiran, jauh melebihi benar dan salah." Source Geo Times  Artikel tersebut sedang membahas tentang sebuah penggunaan bahasa. Bahasa merupakan hasil dari sebuah pemikiran dan digunakan untuk menyampaikan dari sebuah pemikiran, karena itu pikiran takkan lepas dari sebuah bahasa. Pemilihan bahasa bukanlah tentang mana bahasa yang benar dan salah, tapi tentang konteksnya. Bahasa yang menurut saya baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan konteksnya. Seperti bahasa yang tepat digunakan untuk menulis cerpen dan artikel menggunakan bahasa yang berbeda. Menurut saya bahasa merupakan tentang budaya juga. Kita menggunakan bahasa yang tepat untuk artikel, cerpen, acara pernikahan, diskusi, dan lainnya dipengaruhi karena 'umumnya begitu' kemudian adan

Jalanmu

Kau berjalan pincang sendirian di jalan itu. Jalan yang kau sebut mimpi. Berliku dan penuh dengan belokan tajam. Tak jarang kabut menutupi jalanmu, membuat langkahmu semakin pincang. Satu kaki tambahanmu tak membantu sedikit pun. Kau terus berjalan, lalu kau lihat jalan berbatu di depanmu. Pijakanmu tak berhenti sedikit pun. Berjalan seakan bebatuan tajam tak terasa sakit di telapak kakimu. Berani bertaruh, beberapa batu menggores kapalan-kapalan di kakimu yang sudah mati rasa. Sesekali kau harus meripit ke pinggir jalan karen ada yang ingin mendahului. Semak belukar yang tajam dan tertimpa dinginnya embun pagi adalah alarm untuk terus melaju. Jaket tebal yang terpasang rapi seperti tak ada gunanya. Ah, tapi ini adalah pemberian orang yang tercinta, setidaknya jaket itu menghangatkan pikiran. Berjalan lagi menyusuri jalan setapak yang semakin kecil. "Sudah sampai," katamu dalam hati. Jalan setapak selebar satu meter dan bersanding dengan jurang lebih dari 100meter hanya mengh

Tanpa Perlu Makna

Kamu adalah kisah seorang menari di tengah kerumunan. Mencurahkan semua hasrat dalam dunia tanpa orang melihat. Dunia yang hanya diisi diri sendiri. Dunia tanpa perlu takut. Dunia tanpa perlu memaknai kata sendiri.. Kamu adalah jalan sekuntum bunga di tengah keramaian. Memandangi lalu lalang kaki yang siap menginjak kapan pun. Jalan yang kau pilih sendiri. Jalan tanpa mengeluh. Jalan sepi yang tak memaknai kebisingan. Kamu adalah langit malam bersama bulan dan penuh bintang. Merasakan kegelapan yang selalu terasa mencekam dingin. Langit malam dengan kata sunyi. Langit malam dan kegelapan. Langit malam yang tanpa memahami kata terang. Source Image : aliljoy.com Ayo menulis~~

Pengguna Jalur 2 Arah

Pengguna jalan umum itu banyak jenisnya, dari pengguna kendaraan bermotor pribadi atau umum, sampai pejalan kaki. Dari orang yang taat di jalan, sampai orang yang seenaknya sendiri. Kendaraan bermotor sudah disediakan, yaitu jalan raya. Pejalan kaki juga sudah disediakan trotoar meski pun kadang tidak layak dan kadang tidak disediakan, meskipun itu letaknya di jalan besar. Pada postingan ini, ruang lingkupnya jalanan kota besar yang seharusnya fasilitasnya memadai. Sedikit kritikan, tapi fasilitas trotoar sangat kurang diperhatikan bahkan kadang diacuhkan. Kalau pun ada perbaikan trotoar, itu pun hanya digunakan sebagai ajang korupsi. Padahal masih banyak trotoar yang belum diperbaiki, tapi malah membongkar trotoar yang masih bagus, untuk diganti yang baru lagi. (eh, sedikit melenceng). Beberapa hari yang lalu saya sedikit berdebat dengan pengguna motor(PM) tentang penggunaan jalur di jalan raya. Aku berdebat cukup menggebu karena tidak sependapat, sih. PM merasa terga

Cobalah Gunakan Kendaraan Umum! (Think)

Para pengguna kendaraan pribadi (KP), naik KP lebih hemat daripada naik Kendaraan Umum (KU). Apalagi, ongkos KU makin lama makin mahal. << otak seperti ini, bikin banyak orang yg akhirnya beralih menggunakan KU. Coba pikirkan : karena pengguna motor bertambah, membuat pengguna angkot berkurang, penumpang jadi sedikit, sehingga sopir menaikkan tarif. Coba pikirkan kalau kalian beralih ke kendaraan umum, bisa saja tarif lebih murah, jika penumpang banyak. Otak pengguna KU >> alasan sopir angkot menaikkan tarif karena bahan bakar harganya naik sehingga bahan2 pokok naik. Coba pikirkan : Bahan bakar semakin mahal karena keberadaannya yang tidak sejalan dengan banyaknya kendaraan bermotor yang digunakan. Bahan bakar semakin sedikit karena semakin banyak pengguna kendaraan pribadi, wajar kan kalau bahan bakar mahal.  Jika saja lebih beralih ke kendaraan umum, bisa menghemat bahan bakar, sehingga tidak terjadi kelangkaan bahan bakar, bisa juga para penjual bahan pokok tidak meng

Mimpi Seperti Pohon

Kau percaya padanya, tanpa ragu Kau yakini dirinya, tanpa berpikir Kau lakukan utuknya, melangkah pasti Mimpi takkan pernah mengecewakan Tanpa jika, tanpa maka Tanpa andai, tanpa sesal Pohon takkan mati meski kemarau Meski dipatahkan cabangnya Meski tidak bewarna hijau Jadilah seperti pohon Yang dipatahkan sekali pun dia tetap tumbuh Jadilah seperti dirinya Ayo menulis~~

Mind Think

The things I have that broken : bag shoes smartphone PC Laptop My heart and My brain The thing I need : Money Ayo menulis~~

Dreams always can be REACHED

 Tidak ada gunung yang terlalu tinggi untuk tidak dapat didaki. Semua gunung memang selalu tinggi, tetapi tidak satupun yang tidak dapat didaki. Tidak ada mimpi yang tidak mungkin setinggi apa pun mimpi itu, pasti ada jalan yang dapat di tempuh. Jatuh, itu sudah biasa. Tersesat dan hilang bisa berarti banyak hal, mungkin kau bisa menemukan jalan baru. Banyak bintang di angkasa yang hanya bisa kau lihat cahayanya dan bintang yang tak terlihat dari bumi. Tapi tak ada kata tak mungkin untuk melihatnya. Teleskop bintang, satelit, dan banyak cara lain. bahkan yang tak terlihat pun bisa tergapai, apalagi mimpi yang tak terlihat bukan berarti tak penting dan tak tergapai. Bahkan mimpi yang tak terlihat seperti bintang yang jauhnya tak tergapai mata pun bisa kita lihat. Ayo menulis~~

nai

Kamu menangis di pinggir lapangan. Sendiri memandani rerumputan. Diam, seakan waktu tak berjalan. ceritanya akan membantu disana tangan terhenti menutuk wajah mengapa wajah memerah duka bukanlah satu-satunya bahagia tak pasti luka tak teriris seperti mau mati seakan mau berhenti Ayo menulis~~