Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2013

Tembok Besar Cinta

~Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta,  aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. ~ ~Di sanalah aku merasakan sakit hati yang sesungguhnya untuk pertama kali.~ ~Tembok yang berhasil kau hancurkan, mulai kutata lagi, semakin kokoh dan kuat.~ *** Kau tahu kisah cinta takkan pernah berjalan mulus seperti jalan tol? Ya, aku tahu bahkan aku paham. Kau tahu betapa sulitnya aku membiarkanmu pergi, betapa tak relanya diriku untuk melupakanmu. Setiap yang kuingat mungkin bukan hal besar. Ah, aku paling susah mengingat sesuatu, yang jelas kisah-kisah kecil itu mampu meruntuhkan dinding yang dengan susah payah kubangun. Dan dengan pasrah aku menyadari itu, aku mulai menyerah untuk menambal lubang yang kau bobol dengan hal-hal kecil itu. Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta, aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. Tembok yang kubangun begitu kokoh dan tinggi ini. Well, I have a silly reason for it .

Meja, Kursi, Jendela Kaca, dan Senja (1)

Hari ini, aku melirik sepasang bangku dan meja di dekat jendela. Bangku dan jendela itu menyinarkan cahaya yang dipantulkan dari cahaya matahari yang menembus kaca jendela. Terletak di sebuah cafe yang menjual teh kesukaanku dan kopi kesukaanmu. Cahaya itu seakaan memantulkan bayanganmu yang sedang duduk tertunduk, seperti masuk dalam buku yang sedang kau baca hingga tak mempedulikan sekitarmu. Aku terpaku dengan silaunya cahaya itu, meski sedikit menyakitkan mata, aku tetap meliriknya. Saat kau berada di sana, bayangan samarmu itu membuatku sedikit menyipitkan mata karena cahaya, sekarang bayanganmu yang tak pernah jelas lagi membuatku pandanganku kabur. Buku yang kau baca dan segelas kopi yang selalu kau pesan, adalah dunia yang mengikatmu. Terpusat pada sebuah cerita yang kau bacakan. Hingga halaman terakhir sebuah bab, kau menengok kopimu yang ternyata sudah dingin. Sebuah ekspresi yang belum pernah kulihat sebelumnya, wajah kecewamu yang bewarna oranye karena senja sore yang menem