~Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta, aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. ~ ~Di sanalah aku merasakan sakit hati yang sesungguhnya untuk pertama kali.~ ~Tembok yang berhasil kau hancurkan, mulai kutata lagi, semakin kokoh dan kuat.~ *** Kau tahu kisah cinta takkan pernah berjalan mulus seperti jalan tol? Ya, aku tahu bahkan aku paham. Kau tahu betapa sulitnya aku membiarkanmu pergi, betapa tak relanya diriku untuk melupakanmu. Setiap yang kuingat mungkin bukan hal besar. Ah, aku paling susah mengingat sesuatu, yang jelas kisah-kisah kecil itu mampu meruntuhkan dinding yang dengan susah payah kubangun. Dan dengan pasrah aku menyadari itu, aku mulai menyerah untuk menambal lubang yang kau bobol dengan hal-hal kecil itu. Kau menyusup dan melisit menjelajah setiap hidupku, tanpa harus menunggu kau meminta, aku sendiri yang menghancurkan tembok itu. Tembok yang kubangun begitu kokoh dan tinggi ini. Well, I have a silly reason for it .