Skip to main content

Batu Penanda


Kau. Kau adalah sebuah batu di dalam kenanganku. Bukan batu biasa, tapi batu penanda dimana setiap aku mengingatmu, aku akan mengingat kenangan lainnya yang menenangkanku. Ketika badanku bergetar karena ketakutan, aku akan membayangkan batu itu untuk bisa tetap tegak.

Berapa lama pun aku mencoba dan mencoba untuk menghadapi ketakutanku, kemudian aku gagal, aku selalu mencari batu penanda itu. Sekali pun bertahun-tahun ketakutan itu menggetarkanku, kau masih disana, seperti batu yang sulit untuk terkikis, sulit untuk dilupakan.

Batu dengan bentuk yang sama untuk sekian lama, itulah dirimu. Ingatan yang takkan berubah dan akan selalu sama, tak lebih, tak kurang. Keberadaan batu itu mudah untuk kukenali dan menjadi hal yang selalu kuiingat saat aku mulai terbawa arus. Entah ini kelemahan atau kekuatan, aku masih belum tahu.

Ya, kau bagaikan batu yang berada di tengah sungai itu, sungai yang selalu memaksa untuk membawaku bersamanya, tak jarang aku tenggelam, namun aku mengingatmu. Aku merangkulmu dengan kuat seakan kaulah nyawa terakhirku. Benar saja, kau membawaku kembali kepermukaan tanpa dirimu melakukan apa pun. Cukup berada disana.

Apa batu itu akan menyelesaikan masalahku? Aku tidak pernah tahu, mungkin takkan pernah tahu. Aku juga tak memiliki harapan bahwa kau akan menyelesaikan masalahku, atau mungkin kau akan menjadi masalah bagiku. Aku takkan pernah tahu.

Terkadang, aku ingin melepaskan genggaman tanganku dan mulai mengikuti arus sungai, tapi aku selalu takut. Takut jika arus di depan akan cepat atau pun dalam. Aku takut, jika aku melepasmu, aku tidak akan pernah bertemu denganmu lagi.

Aku memberimu gelar sebagai 'Batu Penanda' dengan seenaknya. Gelar yang berat untuk kau sandang, untuk seseorang yang tak pernah tahu betapa berartinya dirinya untuk orang lain. Ah, terkadang aku ingin bertemu denganmu di suatu kesempatan dan memberi tahumu betapa kau telah berbuat banyak untukku, tapi aku juga tak ingin berlebihan dengan harapanku.

Dimana dirimu berada sekarang, aku takkan tahu dan takkan mencari tahu. Apakah kau sehat? Apa yang kau kerjakan sekarang? Apakah kau mengingatku? Haaaah, aku sendiri tidak mengingat wajahmu lagi, tapi keberadaanmu diingatan itu masih sangat berarti.

Terkadang khayalanku berada di sebuah jalan dan bertemu denganmu, dengan kau yang memanggil namaku yang tak banyak orang tahu, kemudian tanpa ragu aku akan menjabat tanganmu dan tersenyum. Senang bertemu denganmu kembali, kataku.

***
Ditulis pada tanggal 06 April 2019
Selesai pada tanggal 19 April 2019
Oleh M.P

Comments

Popular posts from this blog

New Cover | Estuary (The Star Lily Lake)

↑ Full Version ↑ ↑ Front Cover Only ↑ More info: © photo to the artist Edited by M.P Use PhotoScape

Hal yang kusukai

Aku sangat menyukai langit cerah di malam hari Setelah hujan seharian. Hal itu mengingatku pada diriku saat kecil Yang masih sangat polos. Sekalipun hanya kata sederhana yang bisa kulontarkan "Indah" Tanpa perlu memikirkan masa depan Apa yang akan terjadi esok Apa kata orang Apa aku berhak hidup Hari ketika aku menangis seharian Dan langit malam itu sanggup membuatku tersenyum Namun itu juga mengingatkanku pada malam Saat aku bertanya pada diriku "Apakah ada dunia tanpa diriku?" "Akankah itu lebuh baik?" Aku merindukanmu bukan karena aku mencintaimu Aku merindukanmu karena kau mengingatkan diriku Yang dengan sederhananya melambaikan tangan padamu Untuk mengucapkan selamat tinggal pada masa terbaikku Ditulis tanggal 05 April 2019
Aku menari di lautan hijau yang luas, Aku berjalan di hamparan biru laut yang lapang, Akankah aku bisa berhenti di tanah yang gersang Tanpa mendamba lagi mereka.